Senin, 26 Desember 2011

Teknologi Data Center

Data center merupakan suatu fasilitas yang menempatkan sumber daya teknologi informasi (computing resources) organisasi yang kritis, dalam suatu lingkungan yang terkendali dan dikelola secara terpusat. Data center dapat memberikan kemampuan dan dukungan pada organisasi untuk beroperasi sepanjang waktu dan sesuai kebutuhan. Sumber daya teknologi informasi yang dapat dicakup dalam data center mencakup mainframe, web server, application server, file server, print server, messaging server, perangkat lunak aplikasi, operating system, storage, dan infrastruktur jaringan.

Aplikasi yang disimpan di dalam data center dapat bersifat internal maupun eksternal. Data center juga mengalokasikan perangkat lunakperangkat lunak yang mendukung operasi jaringan maupun aplikasi berbasis jaringan seperti FTP (File Transfer Protokol), DNS (Domain Name System), DHCP (Dynamic Host Configuration Protokol), SNMP (Simple Network Management Protokol), NFS (Network File System) dan sebagainya. Aplikasi berbasis jaringan dapat mencakup IP telephony, video streaming, IP video conferencing, dan sebagainya.

Data center dapat terdiri dari sejumlah server farm yang umumnya menggunakan sistem operasi dan platform yang berbeda. Kondisi ini berdampak pada biaya pemeliharaan dan pengelolaan yang besar karena kompleksitas dalam data center. Tujuan implementasi data center tergantung pada kebutuhan organisasi. Sebagian diantaranya dapat dinyatakan sebagai berikut.
  • Kelangsungan proses kerja atau aktivitas (business continuance/resiliency).
  • Mengurangi biaya operasi dan pemeliharaan untuk menopang fungsi‐fungsi organisasi.
  • Meningkatkan keamanan sistem informasi.
  • Pengembangan aplikasi yang cepat.
  • Konsolidasi sumber daya teknologi informasi.
  • Mengintegrasikan berbagai aplikasi.


Untuk mendukung pencapaian tujuan‐tujuan di atas, terdapat enam prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan desain arsitektur data center yaitu:

  1. confidentiality,
  2. availability,
  3. integrity,
  4. scalability,
  5. manageability,
  6. performance.


Kriteria desain di atas diterapkan pada bidang fungsional jaringan data center sebagai berikut.

  • Layanan infrastruktur – infrastruktur yang digunakan sebagai pendukung layanan‐layanan yang biasa diberikan oleh data center.
  • Layanan aplikasi – mencakup sejumlah fitur yang dapat mengoptimalkan kemampuan‐kemampuan aplikasi melalui jaringan dengan meningkatkan waktu respon server, dan lain‐lain. Beberapa fitur yang dapat digunakan antara lain load balancing, secure socket layer (SSL), offloading, dan caching.
  • Layanan keamanan – meliputi fitur dan teknologi yang digunakan untuk mengamankan infrastruktur data center dan lingkungan aplikasi. Beberapa fitur dan teknologi yang digunakan antara lain packet filtering and inspection, IDS (Intrusion Detection System), IPS (Intrusion Prevention System), dan firewall.
  • Layanan storage – memberikan kapabilitas untuk melakukan konsolidasi storage dengan menggunakan disk array yang terhubung ke jaringan, diantaranya arsitektur SAN (Storage Area Network), fibre channel switching.
  • Kelangsungan bisnis – layanan yang memberikan availability aplikasi pada tingkat tertinggi melalui pemanfaatan teknologi jaringan. Beberapa area yang terdapat didalamnya antara lain site selection, SAN extension, dan data center interconnectivity.

IT Portfolio


Gambar 19 - IT Portfolio
IT Portfolio Model diatas memperlihatkan bahwa saling keterkaitan antara kedua IT inisiatif dan IT asset adalah sangat penting. Sehingga pada level tertinggi dua portofolio utama harus diindentifikasikan terlebih dahulu yaitu inisiatif portofolio dan aset portofolio. Prosesnya adalah sbb : Inisiatif merupakan aksi yang kemudian setelah lengkap berubah menjadi asset.

Elemen-elemen Portfolio Inisiatif
Elemen portofolio inisiatif terbagi manjadi dua bagian yaitu Leverage investment dan Foundation Iinvestment. Keduanya saling berhubungan erat dengan IT inisiatif. Leverage Investment adalah bagaimana “pengaruh IT” dalam mendukung proses bisnis tertentu. Sering ada kejelasan dan hubungan langsung antara inisiatif ini dengan satu atau lebih keuntungan bisnis. Artinya tidak sulit dalam menentukan ROI pada leverage investment selama proses bisnisnya dapat diukur dengan cara tertentu. Karena kemampuannya untuk menggambarkan keterkaitannya, leverage investment sering sudah merupakan bagian yang jelas dalam bisnis strategi. Foundation Investment merupakan elemen portofolio inisiatif yang dibuat untuk menciptakan kapabilitas baru pada suatu level infrastruktur. Contohnya semakin banyak jaringan data yang digunakan menuntut bandwidth yang lebih besar, atau contoh lain memperkenalkan metodologi, alat dan kompetensi baru untuk mendukung pengembangan aplikasi object oriented. Tipe investasi ini memerlukan “foundation capability” atau kemampuan dasar dalam bisnis. Melakukan penilaian terhadap kontribusi bisnis pada sebuah foundation investment adalah lebih sulit dibandingkan dengan leverage investment.

Elemen-elemen portofolio asset
Elemen portofolio asset terbagi menjadi lima bagian yaitu Teknologi, Informasi, Capabilities, Relationship, dan Aplikasi. 

  • Teknologi : Sub-portofolio teknologi mangacu pada elemen teknologi IT yang diinstalled atau penyediaan lainnya untuk digunakan dalam bisnis. Yang termasuk dalam item sub-portofolio ini seperti jaringan, kemampuan melakukan proses, kapasitas penyimpanan informasi, end-user workstation, dan software sistem & jaringan yang penting sehingga dapat dikirimkan secara bersamaan. Item-item pada sub-portofolio ini biasanya terlihat jelas dan sering terdaftar pada asset yang mengalami depresiasi. 
  • Informasi : Sub-portofolio informasi mengacu pada data dan/atau informasi dalam bisnis yang ditangkap dalam format digital. Meskipun dalam banyak kasus hanya sebagian kecil perusahaan yang melakukan “digitalisasi” ini, namun akhir-akhir ini jumlahnya semakin meningkat. Dalam banyak kasus pula elemen-elemen yang diindentifikasi dalam sub-portofolio ini adalah asset yang mungkin tidak bisa langsung diekploitasi dalam bisnis. Cara bagaimana mengindentifikasikan dan menilai asset ini merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi bisnis sekarang ini. Juga salah satu kunci yang menarik akhir-akhir ini adalah bagaimana sebuah bisnis meng-convert informasi menjadi pengetahuan.
  • Kapabilitas : Sub-portofolio kapabilitas mengacu pada bagaimana memanfaatkan kapabilitas organisasi IT yang ada atau yang tersedia dalam bisnis. Kapabilitas adalah gabungan orang dan proses yang didukung oleh peralatan dan prosedur yang tepat yang secara bersamaan mampu melakukan pekerjaan tertentu. Sebagaimana kapabilitas yang didasari konsep pengembangan strategi, indentifikasi terhadap kapabilitas IT akan menjadi suatu yang sangat penting.
  • Relationship : sub-portofolio relationship mengacu pada interaksi dimana organisasi bertanggung jawab terhadap IT mempunyai partner bisnis secara internal, dan secara eksternal meliputi vendor dan service provider sebagai outsourcers. Meskipun assetnya berupa tipe lunak (soft), namun perlu dipahami bahwa relationship ini menjadi penting dan lebih penting lagi dalam dunia bisnis yang virtual dan aliansi.
  • Aplikasi : Sub-portofolio aplikasi mengacu pada sistem bisnis yang mendukung otomatisasi proses bisnis dan mendukung pengambilan keputusan. Indentifikasi terhadap aplikasi yang di-install adalah penting karena ditinjau dari IT banyak fungsional eksekutif yang focus terhadap masalah ini.
Referensi : Ridha Hanafi

Four Stage Model

Four-stage model merupakan salah satu metoda yang digunakan dalam perencanaan teknologi /sistem informasi. Model ini bertujuan untuk mengidentifikasi proyek sistem informasi yang akan dibangun dan mengidentifikasi kebutuhan sumber daya sehingga mendukung pencapaian tujuan organisasi

Four-stage model terdiri dari empat tahap/ aktivitas utama , yakni :
1. Perencanaan informasi strategis
2. Analisa kebutuhan informasi
3. Alokasi sumber daya
4. Perencanaan proyek

Gambar - Four-stage model

  • Tahap pertama, yakni perencanaan informasi strategis, bertujuan untuk membangun hubungan antara rencana organisasi secara menyeluruh dengan perencanaan teknologi / sistem informasi sehingga mendukung pencapaian tujuan organisasi.
  • Tahap kedua, yakni analisa kebutuhan informasi, merupakan usaha untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan dan operasi-operasi dalam organisasi.
  • Tahap ketiga adalah alokasi sumber daya. Pada tahap ini dilakukan alokasi sumber daya yang terdiri dari hardware, software, komunikasi data, fasilitas, personel dan keuangan yang dibutuhkan bagi pelaksanaan proyek.
  • Pada tahap keempat, yakni perencanaan proyek, dibuat kerangka kerja untuk aplikasi tertentu yang terdiri dari perencanaan, penjadwalan dan mekanisme kontrol.

Pengenalan Compiere

Compiere adalah salah satu perangkat lunak ERP (Enterprise Resource Planning) yang teraplikasi dengan solusi perangkat lunak CRM (Customer Relationship Management) yang terintegrasi secara lengkap dan bersifat Open Source. Compiere yang merupakan perangkat lunak ERP memberikan solusi bisnis dalam banyak hal, baik untuk perusahaan kecil maupun perusahaan menengah dalam distribusi dan pelayanan yang berbasis global dan mencakup semua area dari manajemen pelanggan (Customer Management) sampai rantai persediaan untuk laporan akunting.
Compiere yang bersifat Open Source bertujuan agar perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan menengah dapat menggunakan perangkat lunak ini guna mendukung rancangan sistem mereka, dengan biaya yang tidak mahal, karena Compiere bersifat gratis.
Compiere dapat dibangun baik dalam platform windows maupun linux. Dapat dijalankan pada Windows NT, Windows XP, Windows 2000, ataupun Windows 2003. Dengan bahasa pemrograman Java yang berbasis OOP (Object Oriented Programming) dan database Oracle. Komponen aplikasi client keseluruhannya ditulis dalam desain Java. Client aplikasi Java merupakan pilihan yang paling baik untuk volume data yang tinggi dengan penampilan windows yang baik.
Di dalam Compiere ini terdapat dua hal yang penting yaitu pertama  Client, Client dalam compiere adalah entitas untuk mengirim data  dimana Client hanya mengirim data dalam organisasi kedua Busniess Partner adalah suatu entitas yang menjelaskan dengan siapa kita melakukan transaksi seperti Customer, Vendor dan karyawan (atau orang yang akan dibayar dan ingin mengambil data yang penting). Compiere juga memilki beberapa menu, yang di antaranya adalah Application Dictionary, General Rules, Quote-to-Invoice, Requisition-to-Invoice, Open Items, Material Management, Partner Relations, Project Management, Performance Analysis, Service, dan Assets. Menu - menu tersebut sebenarnya merupakan beberapa Aplikasi yang saling berhubungan.
Compiere memberikan pelayanan untuk distribusi dan marketing Exspense yang bersifat pelayanan terpusat dan berbasiskan kepada server. Dalam hal ini untuk sotware compiere yang digunakan hanya berbasiskan pada aplikasi database dan tidak terkoneksi dengan Server.

Central Service pada Compiere

Pembahasan ini hanya menjelaskan mengenai Business Partner, Sales Orders (pesanan penjualan) dari perangkat lunak Compiere yang terdapat pada menu Quote-to-Invoice dan Product Info.
ERP perangkat lunak mengintegrasikan semua dari proses bisnis utama, yang membantu memastikan data konsisten ke semua departemen fungsional. ERP aplikasi secara umum terdiri dari modul seperti Pemasaran dan Menjual, Jasa, Produksi, Pengendalian persediaan, Pengadaan, Distribusi, Sumber daya manusia, Keuangan, dan Akuntansi.

Metoda Business System Planning


Dari gambar diatas tampak jelas bahwa BSP merupakan gabungan dari pendekatan Top Down dengan pendekatan Bottom Up. Terdapat beberapa proses jika dilakukan perancangan sistem informasi dengan menggunakan metoda ini.

1. Identifikasi Business Objectives
Proses mengidentifikasi tujuan bisnis perlu dilakukan untuk mengetahui tujuan utama dari organisasi dimana sistem informasi tersebut akan diimplementasikan. Hal ini diperlukan untuk dapat memberikan penekanan yang benar pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan tujuan utama dari suatu organisasi, sehingga sistem informasi yang dirancang nantinya akan dapat berperan maksimal dalam mendukung tercapainya tujuan utama dari organisasi yang bersangkutan.

2. Identifikasi proses bisnis (business process)
Proses mengidentifikasi semua proses bisnis yang terdapat pada suatu organisasi mutlak harus dilakukan dalam perancangan suatu sistem informasi. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan gambaran secara lengkap dan benar mengenai hal-hal yang dilakukan oleh sistem pada organisasi yang bersangkutan, serta mendapatkan pemahaman yang baik dan mendalam mengenai cara kerja sistem. Termasuk dalam langkah ini adalah juga pengidentifikasian aturan-aturan bisnis yang menyertai setiap proses bisnis yang terdapat dalam suatu organisasi.

3. Identifikasi organisasi bisnis (business organization)
Proses identifikasi organisasi bisnis perlu dilakukan untuk memahami susunan organisasi dalam suatu organisasi usaha. Hal ini akan membantu dalam menciptakan sebuah sistem informasi yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi secara optimal.

4. Aplikasi Pemroses Data (Data Processing Applications)
Langkah ini merupakan langkah perencanaan aplikasi pemroses data yang dibutuhkan dalam suatu sistem informasi. Berdasarkan proses bisnis yang telah didapatkan pada proses pengidentifikasian proses bisnis, dapat dirancang aplikasi yang diperkirakan akan dapat mengoptimalkan berlangsungnya proses bisnis tersebut, baik dalam hal waktu maupun biaya yang dikeluarkan. Dari proses bisnis yang didapatkan, dilakukan pemilahan, antara proses bisnis yang dapat diotomatisasi dengan menggunakan bantuan aplikasi pemroses data, dengan proses bisnis yang benar-benar tidak dapat diotomatisasi, karena mungkin membutuhkan campur tangan manusia dalam pengambilan keputusan, yang tidak dapat dilakukan oleh mesin.

5. Identifikasi file-file data (Data Files)
Proses ini sangat penting dilakukan untuk dapat membangun arsitektur informasipada sistem informasi yang akan dirancang. Sebuah sistem informasi yang baikakan dapat mengalamati kebutuhan data untuk setiap proses bisnis padaorganisasi yang menjadi tempat pengimplementasiannya dengan baik. Maka dari itu, untuk setiap proses bisnis yang telah teridentifikasi, perlu dibuat file-file data yang diperkirakan akan dibutuhkan dan juga dihasilkan.

6. Identifikasi kelas data (Data Classes)
Langkah ini dilakukan setelah file-file data untuk setiap proses bisnis teridentifikasi. File data ini kemudian disederhanakan menjadi kelas-kelas data, yang masing-masing memuat jenis data yang dibutuhkan maupun dihasilkan oleh setiap proses bisnis.

7. Perancangan Basis Data
Setelah mendapatkan kelas data yang dibutuhkan oleh setiap proses bisnis, dan melihat hubungan antara setiap kelas data dengan masing-masing proses bisnis yang teridentifikasi, langkah berikutnya adalah perancangan basis data yang akan digunakan untuk menyimpan setiap kelas data tersebut. Basis data ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga tabel-tabel yang terdapat didalamnya benar-benar sudah dalam bentuk yang ternormalisasi. Demikian juga dengan variabel-variabel basis data lain yang harus diperhatikan untuk menunjang sistem informasi yang akan dibangun.

8. Perancangan Sistem Informasi
Setelah rancangan basis data terbentuk, langkah berikutnya adalah perancangan sistem informasi yang bergantung kepada basis data yang telah terbentuk dan proses bisnis yang telah teridentifikasi sebelumnya.

9. Proses Bisnis
Dalam langkah ini dilakukan perbandingan antara proses bisnis yang diimplementasikan dengan menggunakan sistem informasi yang telah dibangun dengan proses bisnis yang dilakukan sebelum pengimplementasian sistem
informasi yang telah dibangun.

10.Business Objectives
Business objectives yang telah ditetapkan pada awal perancangan sistem informasi dan ingin dicapai, pada tahap ini direview kembali untuk melihat sejauh mana keefektifan sistem informasi yang telah diimplementasikan dalam menunjang tercapainya business objectives yang telah didefinisikan.

referensi : Ridha Hanafi

Praktek S&M ERP pada Perusahaan Internasional

1.1   Penerapan ERP Pertama
·         Tahap Inisiasi
Vendor ERP perusahaan ini mengembangkan modul two bolt-on untuk memenuhi kebutuhan kostumisasi. Modul yang pertama adalah system pemesanan back-to-back, dan modul yang kedua adalah interface untuk system proyek manajemen third party yang dipilih berdasarkan standar perusahaan. Instalasi 2 modul ini tertunda karena masalah persyaratan pajak di beberapa negara yang tidak dapat dipenuhi oleh ERP. Akhirnya dilakukan kostumisasi fungsi perpajakan pada system ERP untuk modul ini.
·         Tahap Penerapan
Kurangnya pengalaman dalam implementasi ERP menyebabkan timbulnya banyak masalah yang tidak terduga. Masalah ininterjadi karena sedikitnya keterlibatan senior managemen, pengguna area bisnis, dan fungsional. Selain itu disebabkan juga oleh perubahan proses bisnis yang harus didesain ulang, tugas yang berbeda pada perusahaan, dan praktek manajemen proyek yang buruk.
·         Tahap Kontrolisasi
Penerapan ERP menjadi bencana pada perusahaan ini. Ditambah dengan keluar masuknya tenaga kerja yang semakin memperburuk keadaan, Kurangnya tenaga kerja yang mengerti tentang system ERP, dan Hanya mengandalkan satu konsultan eksternal saja. Lalu dibentuklah divisi khusus untuk menangani masalah ini.
·         Tahap Integrasi
Setelah situasi dapat terkendali, dilakukanlah perencanaan ulang untuk penerapan ERP yang kedua.

1.2   Penerapan ERP Kedua
·         Tahap inisiasi
Komite dan MIS Direktur menerapkan 3 hal pokok pada penerapan ERP yang kedua. Hal ini mendapat dukungan penuh dari komite pengarah IT. Yang pertama yaitu untuk memindahkan dan mengganti modul yang belum diinstal (seperti modul perpajakan)  dan melakukan penyesuaian dalam waktu 10-12 bulan. Yang kedua implementasi modul akuntansi proyek asli mendukung bisnis di wilayah tersebut. Dan yang ketiga adalah menambahkan modul manufaktur asli. Penerapan ERP kedua ini juga didukung dengan 2 strategi penting yaitu : system ERP dibuat lebih kaku dimana kostumisasi hanya boleh dilakukan pada keadaan mendesak dan yang kedua merancang ulang proses bisnis pada perusahaan.
·         Tahap Penerapan
Dengan meminimalisasi kostumisasi mempermudah penerapan patch dan upgrade software. Dilakukan juga pengelolaan system dan upgrade system secara berkala.
·         Tahap Kontrolisasi
Tidak seperti penerapan ERP yang pertama, pada penerapan ERP kedua ini konsultan eksternal dipilih dan direkrut dengan cara mencocokkan kemampuan dan pengalaman mereka terhadap persyaratan ERP yang digunakan perusahaan. Sementara beberapa konsultan yang disewa dari vendor divisi konsultasi, juga banyak yang direkrut (dengan tarif per jam yang lebih rendah) dari perusahaan konsultan yang lebih kecil.
·         Tahap Integrasi
    Pada tahap ini, ERP telah sukses diimplementasikan dengan perusahaan. Semua kegiatan proses bisnis ang ada pada perusahaan telah didukung oleh system ERP. ERP sangat membantu proses bisnis pada perusahaan ini.

Materi Pendukung dan Kerangka Penelitian ERP

1.1   Tahapan Siklus Hidup ERP
·         Big Bang
Menurut metode ini life cycle ERP terdiri dari 4 tahap yaitu : adaptation, acceptance, routinization, dan infusion. Routinization adalah tahap di mana ERP berasimilasi ke dalam kegiatan rutin organisasi. Sedangkan tahap infusion merupakan inovasi dari perbaikan perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan ERP.
·         Four Stage Model
Menurut metode ini life cycle ERP terdiri dari 4 tahap yaitu : labeled chartering, project, shake-down, dan onwards and upwards. Shake-down adalah fase di mana tindakan korektif diambil untuk menstabilkan sistem. Fase yang keempat (onwards and upwards) bertujuan untuk menyediakan pemeliharaan, dukungan user, dan upgrade untuk sistem.

1.2   Hal-Hal Penting pada Adopsi dan Pemeliharaan ERP
·         Keputusan strategis tentang tingkat kostumisasi ERP
·         Pemeliharaan dan hubungan antara klien dengan vendor
·         Peran dan implikasi vendor untuk kostumisasi dan pemeliharaan ERP

1.3   Kerangka dan Tujuan Penelitian



Minggu, 25 Desember 2011

Pengetahuan SAP BW/BI (Business Intelligence) Trend ke Depan Business Intelligence

Beberapa tahun istilah BI makin populer. Saya coba melihat apa itu BI, pengamatan saya solusi BI secara mudahnya memiliki building block sebagai berikut:


1. Data Structure - data structure BI biasanya menganut Star Schema.
Dimana satu object data (FACT) bisa dipandang dari berbagai sudut pandang (DIMENSION). Mis; Transaksi PO dilihat dari dimensi Product, Vendor, dan Customer. Betul kata seorang suhu - pivot excel. Kalau design data kita nggak bisa dibuat pivot excel dengan mudah berati design Star Schema kita pasti salah. Data structure ini cara penyimpanannya berkembang, tujuannya satu - supaya retrieve datanya cepat - maka keluarlah metoda penyimpanan dengan menggunakan Cube (kalau pakai RDBMS biasa yah semacam summary table. Methoda ini bisa dikenal dengan OLAP - ada Relational OLAP (ROLAP), Multidimensional OLAP (MOLAP) atau Hybrid OLAP (HOLAP). Anda bisa cari di internet konsepnya.

2. ETL - Extract Transfor Loading. Karena BI bisanya memadukan informasi dari berbagai sumber informasi maka dibutuhkan satu engine yang dapat menarik data dari sumbernya, merubah formatnya supaya seragam (data tanggal harus sama, kode Customer harus sama dsb), lalu dimasukkan ke dalam struktur data yang kita siapkan tadi sudah. Dari jaman jebot kita sudah bisa melakukan ini. Misalnya: di Oracle pakai aja PL/SQL, buat procedure lalu kita schedulekan jobnya. Iya kalau sumber datanya satu, kalau banyak? Gimana dengan lintas platform - data source di Unix data warehouse di Windows? - gimana kita ngontrol sequence-nya, gimana kita tahu ada sequence yang fail, gimana kita bisa restart dengan mudah? Biasanya solusi BI meng-cover ETL tool ini. Ada juga beberapa vendor yang fokus produce ETL tool seperti sinopsis misalnya.

3. Reporting Tool - Setelah data masuk paling gampang kita keluarkan menjadi report. Entah itu report tabular atau charting. Yang ini juga dari jaman jebot juga udah pada pakai. Ujung-ujungnya report.

4. Multidimensional Analysis (OLAP Analysis) - Memanfaatkan design data yang ada di nomor 1 tadi dengan memberikan kemampuan kepada user untuk melakukan analysis multidmensi. Seperti melakukan pivot table dan pivot charting di excel mungkin penjelasan secara mudahnya. Diatambah dengan statistik dan kemampuan untuk melakukan forecast dengan memasukkan parameter-parameter tertentu vendor biasa menyebutnya dengan data mining.

5. Drill Down dan Drill Through. Point 3 dan 4 tadi harus memungkinkan user untuk melakukan drill down - membreakdown informasi pada level yang lebih detail - misalnya dari summary pembelian customer sampai product yang dibelingnya. Dan drill through - dari data product tadi kita bisa click untuk mendapatkan trend dari setiap product.

6. Dashboarding - Menampilkan informasi-informasi dalam bentuk summary data. Biasanya populer dalam bentuk Chart yang dimana dengan sekali melihat kita bisa tahu apa yang terjadi dengan business kita dan bagaimana follow upnya.

7. Personalization - 3, 4, 5, 6 diatas akan percuma bila kita tidak dapat melakukan personalisasi data. Kita akan kebanyakan informasi yang mungkin tidak kita butuhkan. Kita seharusnya bisa memilih report yang saya butuhkan a,b,c,d. Dashboard saya berisi informasi x,y,z. Data-data yang tampil pada layar kita hanya data-data yang relevan dengan pekerjaan dan tanggung jawab kita.

8. Alerting and Collaboration. Sistem BI kita hendaknya dapat mengingatkan kita bila ada performance yang membutuhkan perhatian kita. Kita dapat memasukkan action plan - menunjuk Person In Charge - dan memonitor apakah action plan tersebut sudah terlaksana atau belum. Hal tersebut dilakukan dengan memanfaatkan e-mail, mobile devices, dsb.

Referensi : Budi Santosa

Evolusi ERP


TAHAPAN EVOLUSI ERP

Tahap I : Material Requirement Planning (MRP)

Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material

Tahap II: Close-Loop MRP

Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan

Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II)

Merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan

Tahap IV: Enterprise Resource Planning

Merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah

Tahap V: Extended ERP (ERP II)

Merupakan perkembangan dari ERP yang diluncurkan tahun 2000, serta lebih konflek dari ERP sebelumnya.

ERP

Pengertian ERP

ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis secara lengkap. ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan. Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik, jika didukung aplikasi dan infrastruktur komputer baik HW/SW sehingga pengolahan dapat dilakukan dengan mudah Syarat terpenting dari sistem ERP adalah Integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi. Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan.

Tujuan Dan Peranan ERP Dalam Organisasi
Tujuan sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara
keseluruhan.
ERP merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan untuk:

  • Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
  • Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
  • Menghasilkan informasi yang real-time
  • Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan



Implementasi ERP
Implementasi sistem ERP tergantung pada ukuran bisnis, ruang lingkup dari perubahan dan peran serta pelanggan. Dalam hal ini, Perusahaan akan membutuhkan jasa konsultasi, kustomisasi dan jasa pendukung. Migrasi data adalah salah satu aktifitas terpenting dalam menentukan kesuksesan dari implementasi ERP.

Modul ERP
  • Manufacturing
  • Supply Chain Management
  • Financials
  • Projects
  • Human Resources
  • Customer Relationship Management
  • Data warehouse
  • Access Control
  • Customization


Manfaat Sistem ERP

  • Menawarkan sistem terintegrasi didalam perusahaan, sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien
  • Memungkinkan melakukan
  • Menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data seperti yang terjadi pada sistem yang terpisah
  • Memungkinkan manajemen mengelola operasi dan tidak memonitor saja dan lebih mampu menjawab semua pertanyaan yang ada
  • Membantu melancarkan pelaksanaan manajemen rantai pasok serta memadukannya
  • Memfasilitasi hubungan komunikasi secara internal dan eksternal dalam dan luar organisasi
  • Dapat menurunkan kesenjangan antara pemrograman dengan cara perawatan sistem yang syah
  • Dapat menurunkan kompleksitas aplikasi dan teknologi

Kelemahan ERP

  • Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan
  • Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko terdapat pembobolan sistem keamanan integrasi secara global ancarkan kan kehilangan informasi sensitif, jika keamanan.
ref : E-BUSINESS: ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)Yoeda Hari Poernomo

Posting pertama

Hallo teman-teman... :D
ini merupakan postingan pertama saya..
Mudah-mudahan blog ini bermanfaat untuk dibaca..
saya akan mencari artikel-artikel mengenai dunia Sistem Informasi...
Semoga bisa menshare ke teman-teman semua.. :D